Engine Fuel System CFM56-3
Fungsi fuel system
adalah untuk menyediakan engine dengan fuel dalam kondisi yang sesuai untuk
proses pembakaran dan untuk mengontrol fuel flow yang digunakan untuk proses starting,accelerating dan stable running.Pada berbagai kondisi
operasi engine. Agar dapat terlaksana fungsi ini maka diperlukan
komponen-komponen fuel system yang di gunakan untuk mentransfer atau mengirimkan fuel
ke fuel spray nozzle,yang mana
berfungsi untuk menginjeksikan fuel ke dalam combustion chamber. Engine Fuel System merupakan salah satu system
yang ada pada setiap tipe engine pada pesawat terbang. Fuel system adalah system yang mengatur atau mengalirkan fuel
dari fuel tank di Wing pesawat sampai ke Combustion
Chamber di engine agar terjadi proses pembakaran yang menghasilkan gaya
dorong pada pesawat.
Berdasarkan
pengaturan aliran fuelnya maka pada engine CFM56-3 terdiri dari 2 tipe,yaitu :
·
Fuel Delivery System
·
Fuel Distribution System
1.Fuel Delivey System
Fuel Delivery System merupakan sistem yang mengatur aliran fuel sampai ke Fuel Delivery System untuk di teruskan
lagi ke Combustion Chamber.Selain itu
sistem ini juga berperan dalam pendinginan untuk Lubricant Oil,penggerak MEC secara hydromechanical akibat adanya fuel flow,dan sebagai penyuplai hydrolic power untuk menyuplai VBV dan
VSV.
Pada Fuel Delivery System ini terdapat
komponen-komponen yang berfungsi mengoptimalkan kerja Fuel Delivery System sampai ke Fuel
Nozzle .Adapun komponen-komponen tersebut yaitu :
1.
Fuel
Pump
2.
Fuel
Filter
3.
Fuel
Wash Filter
4.
Servo
Fuel Heater
5.
MEC
2.Fuel Distribution System
Fuel Distribution System merupakan sistem yang melanjutkan fuel flow dari fuel
delivery system untuk pembakaran di dalam combustion
chamber engine.Adapun bagian-bagian dari fuel distribution sistem antara
lain :
1.Fuel Manifold
2.Fuel Nozzle
Fuel System pada engine tidak hanya digunakan untuk menyalurkan fuel ke
engine hanya untuk proses pembakaran,namun juga sebagai Hydrolically controlling. Hydrolically
controlling ini juga berfungsi untuk mengoprasikan VSV (Variable stator vane),
VBV (Variable Bleed valve), dan HPT
(High Pressure Turbine) Clearance System Actuators.
Fuel di pompa dari fuel tank oleh booster pump yang
terletak pada masing-masing tank (tank 1 dan tank 2 untuk engine). Fuel dengan tekanan 30 psi kemudian masuk ke
low pressure pump. Low pressure pump adalah pump dengan type sentrifugal yang berfungsi meningkatkan
tekanan fuel dari 30 psi menjadi 43 psi. Fuel dari low pressure pump lalu melewati Fuel/Oil
Heat Exchanger.Di bagian ini temperature fuel ditingkatkan dengan tujuan
agar fuel masuk kedalam MEC ( Main Engine Control) bebas dari
kandungan es mengingat pada saat pesawat terbang berjelajah di udara bisa
mencapai puluhan derajat dibawah nol.sehingga rentan terhadap timbulnya
kandungan es pada fuel yang masuk kedalam sistem fuel tersebut. Dari fuel/oil heat exchanger ,
kemudian fuel mengalir menuju
fuel filter. Di fuel filter, fuel akan disaring
untuk mencegah partikel-partikel yang berukuran 65 micron agar tidak masuk
ke MEC(main engine
control). Apabila terjadi penyumbatan di
fuel filter ini maka fuel akan langsung dialirkan kedalam bypass system. Bypass system ini terdiri dari sebuah reliev valve yang akan membuka apabila terjadi penambahan tekanan pada fuel akibat tersumbatnya fuel
filter. Fuel yang melewati bypass system ini akan
menyebabkan indicator filter bypass menyala. Hal ini bertujuan
untuk memperingatkan pilot bahwa pada engine mengalami penyumbatan
sehingga harus di ganti jika pesawat telah mendarat. Dari fuel
filter , fuel kemudian
masuk ke high pressure pump. High pressure pump ini adalah gear type
yang berfungsi meningkatkan tekanan fuel dari 43
psi menjadi 990psi. Fuel bertekanan tinggi dari high pressure pump ini kemudian melewati wash filter .Selain untuk menyaring fuel, wash filter ini juga berguna untuk membagi
aliran fuel menjadi 2 bagian. Satu aliran menuju MEC (main
engine control) dan yang satu lagi menuju Fuel Servo Heater yang
kemudian menuju Main Engine
Control (MEC). Aliran fuel yang kedua ini tidak digunakan
untuk pembakaran di Combustion chamber,melainkan sebagai hidrolically controlling Hidrolically Controlling berfungsi mengoperasikan Variable Stator Vane (VSV),Variable Bleed Valve (VBV), dan HighPressureTurbine (HPT) Clearance
System Actuator.
Fuel dari aliran
pertama ini langsung menuju MEC
(Main Engine Control) dimana fuel dari aliran ini akan digunakan untuk pembakaran di Combustion Chamber.Apabila jumlah fuel yang masuk ke MEC (Main Engine Control)
lebih dari jumlah fuel yang dibutuhkan untuk proses pembakaran maka MEC (Main Engine Control) akan
mengalirkan sebagian fuel melalui bypass valve.
Aliran fuel yang melewati bypass valve ini akan
kembali ke Low Pressure Pump untuk
dipompa kembali menuju MEC (Main Engine Control)
Fuel yang masuk ke MEC (Main Engine Control) akan melewati FMV (Fuel Metering
Valve).FMV (Fuel Metering Valve). Ini berfungsi
mengatur besarnya fuel yang masuk ke Combustion
Chamber. FMV (Fuel Metering Valve). Dikontrol oleh thrust control lever yang
ada di cockpit untuk mengatur besarnya thrust yang diperlukan. Dari fuel meter
unit ,fuel kemudian melewati pressurizing
valve
sebelum akhirnya menuju fuel nozzle. Fuel Nozzle dipasang di combustion chamber
pada 20 lokasi. Masing-masing fuel nozzle dihubungkan ke fuel manifold dan drain manifold .Fuel Nozzle diberikan nomor identitas searah jarum jam, mulai dari posisi
jam 12 dst.
Fuel Manifold terdiri dari 2 bagian masing-masing terdiri dari 10 Fuel Nozzle.Fuel
Nozzle terdiri dari primary passage dan secondary passage. Primary passage digunakan saat light off dan
secondary passage berfungsi mengalirkan fuel pada saat tekanan bertambah melalui flow devider . Fuel kemudian masuk ke combustion chamber untuk
proses pembakaran yang nantinya akan menghasilkan thrust untuk gaya dorong pesawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar